Sering Mendadak Membeli Barang di Luar Kebutuhan, Apa Itu Belanja Impulsif?

Perilaku membeli produk secara seketika tanpa pertimbangan kebutuhan bisa saja menandakan belanja impulsif.

Mengutip Ramsey Solution saat membeli sesuatu yang tidak direncanakan menandakan perilaku pembelian yang implusif.

Belanja impulsif perilaku umum ketika dorongan konsumsi tak memungkinkan orang untuk mencegah keinginan membeli sesuatu tanpa mempertimbangkan konsekuensi.

Beberapa orang memiliki kebiasaan belanja impulsif, itu mungkin terdengar biasa.

Mengutip Psychology Today pertama, pembeli impulsif biasanya sadar status dan berfokus pencitraan.

Pembeli impulsif mungkin membeli sebagai cara untuk terlihat baik dalam pandangan orang lain.

Pembeli yang impulsif cenderung mengalami lebih banyak kecemasan dan kesulitan mengendalikan emosi.

Itu yang mungkin membuat lebih sulit untuk menahan dorongan emosional membelanjakan uang.

Pembeli yang impulsif juga cenderung sedikit kebahagiaan.

Mungkin membeli sebagai cara untuk memperbaiki suasana hati.

Sebab, pembeli yang impulsif cenderung tidak mempertimbangkan konsekuensi pengeluaran, karena tujuannya hanya ingin memiliki produk.

Orang yang suka berbelanja untuk bersenang-senang cenderung membeli secara impulsif.

Berbelanja menjadi sangat menyenangkan, karena sudah membayangkan memiliki produk yang baru saja dilihat.

Saat merasakan kesenangan sebagai akibat dorongan rasa memiliki itu cenderung membeli produk tanpa mempertimbangkan kebutuhan.

Tujuannya hanya untuk kesenangan.

Pembeli impulsif mungkin merasa tidak senang.

Mungkin berpikir melalui pembelian baru yang mahal akan membawa rasa hormat dan kebahagiaan.

Jalan menuju kebahagiaan yang dirasakan ini mendorong orang untuk belanja impulsif.

Pembeli impulsif tak bisa menahan keinginan untuk membeli produk, tanpa mempertimbangkan harganya atau sembrono.

Bisa saja muncul penyesalan secara bertentangan antara bahagia dan ketakbahagiaan.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Tinggalkan Balasan